SEJARAH ISLAM INDONESIA
“Maksud agama Islam dan buddha adalah sama, yang berbeda adalah cara ibadahnya. Karena itu saya tidak melarang rakyat saya memeluk agama baru itu, asal dilakukan dengan penuh kesadaran dan keyakinan, tanpa paksa. Adapun mengenai diri saya sendiri mungkin kelak akan memeluknya...Prabu Kertawijaya (raja terakhir Majapahit)”
Jika kita mendengar istilah “Sejarah Islam” atau “sejarah Peradaban
Islam” mungkin yang akan muncul dibenak kita adalah kemegahan dan alur kisah
cerita bani Umayyah dan bani Abbasiyah, atau Kerajaan Islam di Cordova. Sangat
sedikit sekali, jika tidak bisa dibilang langka, tulisan mengenai sejarah Islam
di Indonesia sendiri. Disekolah-sekolah pun konsentrasi mengenai masuk dan
berkembangnya Islam di Indonesia juga masih sangat minim. Yang terus menjadi
fokus materi masih saja sejarah Islam yang berkutat di masa dinasti Umayyah,
Abbasiyah atau Dinasti Islam di Cordova.
Kemudian peneliti-peneliti sejarah Islam di Indonesia didominasi
oleh orang-orang barat. Belakangan jikasayamembaca beberapa judul di buku-buku
yang membahas tentang masuknya agama Islam di Indonesia, hampir semua peneliti
senada dengan penelitian yang dilakukan oleh snouck, bahwa Islam di Indonesia
masuk pada abad ke 13 M. Dan yang ini menjadi rujukan banyak peneliti
selanjutnya. Meskipun hal ini masih diperdebatkan, dan bahwa memang tidak ada
yang tahu kapan persisnya Islam masuk kepulauan Indonesia, dan bagaimana
kemudian penduduk kepulauan Nusantara ini memeluk agama Islam.
Sebenarnya mengenai masuknya Islam di Indonesia ini sudah pernah
diadakan seminar pada tahun 1963 yang dilaksanakan di Medan, kemudian dilanjutkan
di Aceh pada tahun 1980. Dengan kesimpulan yang telah disepakati bahwa Islam
sebenarnya sudah masuk Indonesia sejak abad ke dua hijriah atau abad ke tujuh
masehi tepatnya pada tahun 225 H (847 M).
Seorang sarjana dari pakistan dalam bukunya Advent of Islam in
Indonesia mengatakan : pada suatu waktu dahulu telah terjadi satu peristiwa
yang menyebabkan sejumlah nahkoda terpelajar dari Mekran (Buluchistan) telah
mendarat di Sumatera. Dalam satu rombongan keluarga yang mendarat itu ikut
seorang ahli sejarah yang bernama Abu Ishaq Al-makaratani Al-pasi (yaitu
keluarganya berasal dari Mekran atau Buluchistan yang mendarat di Pasei
Sumtera), beliau telah menulis satu karya yang amat penting tentang sejarah
dinasti para penguasa Perlak. Buku ini dinamakan Izhar Al-haqq fi Silsilat Raja
Perlak, dalam buku ini dicatat bahwa kerajaan Islam pertama di perlak didirikan
pada tahun 225 H. (847 M).
Penyebaran agama Islam yang mula-mula berangkat dari Aceh kemudian
keMalaka, Palembang, Bantam, Tuban, Gresik dan sebagainya dengan penyebaran
yang sangat multi kompleks. Sehingga sangat sulit untuk bisa mengetahui dengan
pasti bagaimana penduduk Indonesia kemudian berbondong-bondong masuk agama
Islam. Yang jelas perubahan ini terjadi melalui proses yang panjang dan setapak
demi setapak.
Kemungkinan banyaknya penduduk Indonesia berubah memeluk agama
Islam adalah karena pada dasarnya penduduk Nusantara ini jiwanya sudah siap untuk
berislam. Mereka menemukan sesuatu yang mereka cari selama ini dalam hidup
mereka, dan menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang mengganjal di
hati mereka di dalam agama baru ini. Ada sebuah perkataan menarik yang di
ucapkan oleh Prabu Kertawijaya (raja terakhir Majapahit) ketika berdialog
dengan Sunan Ampel dan Sunan Giri, dimana setelah mendengar
penjelasan-penjelasan dari para wali tentang inti – hakekat ajaran-ajaran Islam
– menyatakan pendapatnya bahwa : “maksud agama Islam dan buddha adalah sama,
yang berbeda adalah cara ibadahnya. Karena itu saya tidak melarang rakyat saya
memeluk agama baru itu, asal dilakukan dengan penuh kesadaran dan keyakinan,
tanpa paksa. Adapun mengenai diri saya sendiri mungkin kelak akan memeluknya...”
Demikianlah seharusnya sejarah Islam Indonesia tidak di anak
tirikan, karena sejarah masuknya Islam di Indonesia ini merupakan suatu
fenomena luar biasa yang sangat menarik dan juga sangat penting untuk dikaji
lebih lanjut. Betapa perkembangan Islam sangat pesat bahkan sehingga hampir
seluruh warga nusantara memeluk agama ini. Berbeda dengan dinasti Islam di
Cordova yang sudah bercokol ratusan tahun di eropa, namun yang tersisa sekarang
hanyalah bangunan-bangunan nya.
Wallahu a’lam bi-l-shawab.
0 komentar:
Posting Komentar