MEGENGAN
Malam itu seluruh warga kampung merayakan datangnya bulan suci ramadhan, tepatnya malam tanggal satu seluruh warga membawa ambeng menuju masjid atau surau-surau terdekat. Disebuah rumah warga rt 1 rw 2 melakukan doa bersama dan membaca tahlil dengan khusyuk, meskipun beberapa dari mereka ada yang terkantuk-kantuk tapi atmosper malam itu benar-benar terasa berbeda.
Seperti tahlilan-tahlilan yang
biasa dilakukan, megengan kali ini diawali dengan sambutan dari tokoh setempat
yang akan memimpin acara. Sambutan dilakukan dengan menggunakan bahasa halus,
memberitahukan kepada peserta megengan bahwa acara ini adalah sebagai penyambut
bulan ramadhan. Dengan harapan mereka semua akan mendapatkan barakah dari bulan
ini. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan doa dan tahlil.
Bacaan tahlil telah selesai,
dan kini pemimpin tahlilan membacakan doa yang diamini oleh seluruh jamaah. Dan
setelah itu diumumkan kepada seluruh hadirin bahwa karena besok kita sudah
mulai berpuasa maka diharapkan pada malam harinya para hadirin untuk
melaksanakan ibadah shalat tarawih berjamaah, diteruskan tadarrus alquran.
Lalu megengan diakhiri dengan
memakan makanan yang tadinya dibawa oleh setiap peserta. Hanya saja mereka
menukar ambeng-ambeng itu untuk diacak kemudian di makan bersama-sama. Canda
tawa pun terasa segar dan besok adalah hari pertama bulan puasa, bulan yang
selalu dinanti-nanti.
Setiap orang memaknai bulan
puasa dengan cara yang berbeda-beda. Ada yang benar-benar menggunakan
kesempatan baik ini untuk meningkatkan kuwalitas dan kuwantitas ibadah. Dan ada
juga yang memandang bulan ramadhan ini sebagai bulan untuk berkumpul bersama
keluarga. Yang jelas apapun pendapat mereka bulan puasa tetaplah memiliki makna
tersendiri bagi umat islam di Indosesia, khususnya Jawa.
0 komentar:
Posting Komentar